Apabila saya sudah lulus kuliah dijurusan psikologi, saya berkeinginan berkarier dibidang psikologi industri organisasi (PIO). Sebagai HRD diperusahaan yg besar, karena menurut saya dibidang ini sangatlah menarik sebagai seseorang yang profesional dalam hal merekutment. Apapun jenis pekerjaan yang akan datang kepada saya dimasa mendatang saya akan coba dengan gelar yang saya punya sebagai tanggung jawab saya dipekerjaan tersebut. Untuk kedepanya saya selalu berusaha dan beriktiar agar saya lulus tepat waktu dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang saya miliki.
PECINTA KEBIJAKSANAAN
Mencoba Menjadi Penulis Yang Baik & Bertanggung Jawab
Total Tayangan Halaman
Minggu, 03 Januari 2016
Minggu, 15 November 2015
KAITAN SISTEM INFORMASI DAN PSIKOLOGI
PSIKOLOGI
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari
bahasa Yunani Kuno: “ψυχή” (Psychē yang berarti jiwa) dan “-λογία” (-logia
yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan
ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
SEJARAH PSIKOLOGI
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan
panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang
dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia
dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno.Psikologi sendiri sebenarnya telah
dikenal sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan
hidup ( levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang
mempelajari gejala – gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima),
karena itu tiap – tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa
sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Psikologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia
dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang
mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk
dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu
sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Laboratorium Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di
University of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka
metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu
memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi
untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt
diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Berdirinya Aliran Psikoanalisa
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan Austria
bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama
psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode
penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada
menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis
lainnya.
FUNGSI PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
1. Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah
laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang
bersifat deskriptif
2. Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana,
dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi
atau estimasi
3. Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau
pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU LAIN
1.Hubungan psikologi dengan sosiologi
Psikologi dengan sosiologi memiliki hubungan
satu sama lain yaitu sama-sama mempelajari manusia beserta tingkah lakunya.
2.Hubungan psikologi dengan biologi
Baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan
manusia, pada segi-segi tertentu kedua ilmu ini ada titik pertemuan . misalnya
soal keturunan, sifat,intelegensi, bakat, dll.
3.Hubungan psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam
Metode ilmu pengetahuan alam mempengaruhi
perkembangan meted dalam psikologi, karenanya para ahli beranggapan kalau
psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti cara kerja yg di tempuh
oleh ilmu pengetahuan alam.
4.Hubungan psikologi dengan ilmu filsafat
Manusia merupakan obyek dari filsafat yang antara
lain membicarakan soal hakikat kodrat manusia, tujuan hidup dll. Psikologi
masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat terutama menenai hal-hal yang
menyangkut sifat hakikat serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu.
5.Hubungan psikologi dengan Paedagogiek
Kedua ilmu ini hampir tidak dapat di pisahkan satu
sama lain karena memiliki hubunga timbal balik, paedagogiek memberikan
bimbingan hidup sedang psikologi menunjukkan perkembangan hidup manusia.
Paedagogiek baru akan tepat sasaran, apabila dapat memahami langkah-langkah/
petunjuk psikologi
6.Hubungan psikologi dengan Agama
Psikologi dan agama sangat erat hubungannya,
mengingat agama sejak turunya kepaa Rosul diajarkan kepada manusia dengan
dasar-dasar yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi psikologis juga. Tanpa
dasar tersebut agama sulit mendapat tempat di dalam jiwa manusia.
SISTEM INFORMASI
Sistem : Elemen – elemen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan.
Informasi : Sekumpulan data yang sudah diolah
untuk mendapatkan hasil bagiuser.
Sistem Informasi : Sekumpulan elemen untuk
mengolah data yang berguna bagi user untuk mencapai sebuah tujuan.
Berbasis Komputer: Sistem Informasi “berbasis
komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah
sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak
harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak
mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik
jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam
kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan
informasi yang berbasis pada komputer.
DEFINISI
Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan
yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam
bentuk gambar, suara maupun tulisan.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen
pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang
tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal
ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna
informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan
efisien.
Sistem informasi adalah sistem yang saling
berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang lain dan bekerja sesuai dengan
fungsinya untuk mengatur masalah yang ada.
Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware,
software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara
integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan
masalah dan pengambilan keputusan.
SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
Aspek psikologis dalam perkembangan Organisasi
berbasis Sistem Informasi Psikologi didefinisikan sebagai kajian ilmiah tentang
tingkah laku dalam proses mental organisasi. Aspek psikologi sebenarnya lebih
mengarah kepada manusia sebagai pengguna sistem informasi yang ada. Informasi
disini saya ambil contoh tentang penggunaan komputer beserta aplikasinya dalam
bidang psikologi itu sendiri. Salah satu contohnya yaitu pengguna komputer
dalam pembuatansoftware-software untuk bidang psikologi. Misalnya saja, di
perusahaan sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat tes agar waktu
yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan efisien,
serta tidak membuang tenaga para penyeleksinya. Selain itu, contoh lainnya
adalah dalam penggunaan software dari microsoft office, dimana
yang dahulunya kita harus memakai mesin ketik untuk membuat surat atau membuat
tulisan agar terlihat rapih, tapi sekarang berkat adanya komputer dan system informasi
maka pekerjaan kita untuk membuat surat atau tulisan yang lain lebih cepat dan
bahkan lebih rapih.
Contoh lain dalam bidang psikologi yaitu penggunaan
laboratorium psikologi dimana didalamnya menggunakan prinsip ilmu komputer.
Contoh lain mungkin dengan sistem konseling online yang
sekarang ini banyak beredar dan banyak hadir di situs jejaring sosial. Hal-hal
diatas merupakan sebagian contoh penggunaan sistem informasi dalam bidang
psikologi saat ini. Dimana, ilmu psikologi juga berkembang berkat adanya
perkembangan yang sangat pesat dari ilmu komputer itu sendiri.
Daftar Pustaka:
Minggu, 11 Oktober 2015
PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA BIDANG PENDIDIKAN
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi
yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan
seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu
komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi
telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah
mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang
kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains,
teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama
antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang
lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi,
ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar
pikiran.Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam
kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini
dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai
kebutuhan secara elektronik.
Evolusi Ekonomi Global
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia
bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor
produksi yang paling dominan. Sesudah terjadi revolusi industri, dengan
ditemukannya mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri
dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting.
Menjelang peralihan abad sekarang inl, cenderung manusia menduduki tempat
sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini
berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi
(information focused). Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang
peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology).
Kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru
yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi.
Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak
fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar
manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun
semesta atau “Global village?. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah
mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.
Peran Teknologi Informasi
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor
teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam
dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :
Bidang pendidikan(e-education).
Globalisasi telah memicu kecenderungan
pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional
ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh
kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning?. Hal ini mengingatkan pada
ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah
(Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.Bishop
G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes
(flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa
pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan
mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan
berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap
akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin.
Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi
dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk
pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi
kesejahteraan ekonomi.
Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa
pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just
on Time)?. Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan
inter-disipliner.
Romiszowski & Mason (1996) memprediksi
penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC)? yang bersifat
sinkron dan asinkron. Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat
disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa
mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner,
serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga? dan kompetitif.
- Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain
harus memiliki unsur sebagai berikut:Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu
community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini
sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah
kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
- Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat
berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang
diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan
sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
- Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa
dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan
sebagainya.
- Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering
mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa
yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini
juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning
- Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat
berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada
kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini
bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
- Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang
perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada
bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan
lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui
web.Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain
yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak
sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya
skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai
kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya.
Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware, maka
agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi
perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth,
tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan
khususnya pada non text based material. Di luar negeri, khususnya di
negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan
yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa,
karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).
Beberapa tahun yang lalu
pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan
materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di
Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan
oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa
computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik,
40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank)
pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network
(GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia. Melalui GDLN ini maka
World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak
(dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.Dalam era global,
penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia,
uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan
mahal. Amat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak
dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah.
Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat me no long mahasiswa yang
berpotensi tersebut.
Sumber:
Senin, 13 Juli 2015
Psikoterapi (Terapi Bermain)
A. Kosep-Konsep Dasar Terapi Bermain
Berpendapat
bahwa bermain sebagai terapi merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam
membantu anak mengatasi masalahnya, sebab bagi anak bermain adalah simbol
verbalisasi (Landret dalam Zelawati 2011). Terapi bermain dapat dilakukan
didalam ataupun diluar ruangan. Terapi yang dilakukan didalam ruangan sebaiknya
dipersiapkan dengan baik terutama dengan alat-alat permainan yang akan
digunakan. Terapi bermain yang dapat dilakukan pada anak usia 3-5 tahun ketika
dirawat dapat berupa permainan seperti mewarnai, permainan mobil-mobilan, boneka,
menyusun pazel. Permainan ini diberikan sesuai dengan usia anak sebagai upaya
untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan anak selama dirawat (Supartini
dalam Samidah 2012). Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa terapi bermain
adalah terapi yang menggunakan alat-alat permainan dalam situasi yang sudah
dipersiapkan untuk membantu anak mengekspresikan perasaannya, baik senang,
sedih, marah, dendam, tertekan, atau emosi yang lain.
B. Pedoman
Pelaksanaan Terapi Bermain
a. Pembuatan
rancangan treatmen
Pembuatan
rancangan treatmen dilakukan pada tahap awal setelah penggalian data mengenai
latar belakang keluarga dan anak, kebutuhan anak serta dukungan orangtua. Untuk
mendapatkan rancangan treatmen yang tepat, perlu menciptakan hubungan yang
baik/ rapport antara terapis dengan anak, sehingga anak dapat mengeksplorasi
secara optimal dalam bermain dan mempunyai perasaan senang dalam melakukan
sesuatu, hasil observasi selama awal sesi merupakan sumber informasi.
b. Pelaksanaan treatment
Tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam tahap ini terapis melaksanakan rancangan
treatment yang sudah dibuat dengan menjaga sikap profesional, kejujuran dan
kerahasiaan. Selain itu terapis juga perlu menciptakan rasa aman dan kebebasan
pada diri anak untuk menentukan pilihan dan mengekspresikan diri.
c. Evaluasi
treatment
Pada
evaluasi akhir, dinilai apakah terapi efektif atau kurang efektif? Apakah
treatment dilanjutkan atau dihentikan? Terapi bermain kurang efektif jika
dilakukan pada anak yang pendiam atau pasif karena mereka akan sangat sulit
untuk diajak bermain oleh terapis. Proses dan lamanya terapi bervariasi tiap
anak dan kasus, dari beberapa minggu sampai 1 atau 2 tahun. Untuk mengakhiri treatmen,
alangkah baiknya terapis mengajak anak membuat suatu acara khusus sehingga anak
tidak mengalami kesedihan atau kekecewaan karena kehilangan suasana yang sudah
dia dapatkan. Terapis juga dapat memberikan bingkisan dari hasil treatment,
atau foto bersama.
C. Contoh
Kasus
Anak tersebut
diberitakan kelelahan akibat terlalu banyak mengikuti les di luar sekolah.
Hingga mengakibatkan dirinya berbicara angka-angka setiap kali bertemu dengan
seseorang. Selain harus menempuh les matematika, anak ini pun mengikuti les
lain seperti les bahasa inggris dan les mengaji. Konon, semua itu dilakukan
demi menuruti kemauan Ibunya. Maka dari itu terapi yang cocok untuk kasus
tersebut adalah Terapi Bermain, karena orang tua juga berperan dalam kemajuan
anak. Dalam terapi ini juga orang tua dituntut oleh terapis untuk selalu
memperhatikan potensi anak dalam bidang yang mereka sukai, bukan kemauan orang
tua.
Zellawati, I. (2011). Terapi bermain untuk
mengatasi permasalahan pada anak. Jurnal
majalah ilmiah informatika. Vol. 2, No. 3, 164-175.
Samidah,
I. (2012). Pengaruh terapi bermain terhadap
penuruanan kecemasan pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD labuang baji makasar tahun 2012.
Nama: Muchamad Andar Ibrahim
Kelas: 3PA12
Npm : 18512108
Kelas: 3PA12
Npm : 18512108
Kamis, 27 November 2014
Empowerment, Stress dan Konflik
A. Definisi
Empowerment
Pemberdayaan merupakan
suatu konsep yang diadopsi dari kata “empowerment” . Menurut Webster dan Oxford
English Dictionary (Priyono dan Pranarka, 1996) kata empowerment atau empower
mengandung dua pengertian yaitu; pertama to give power or authority to, kedua
to give ability or enable . Jadi dapat dipahami pengertian pertama sebagai
memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak
lain. Sedangkan pada pengertian kedua dipahami sebagai upaya untuk memberikan
kemampuan atau keberdayaan.
B. Kunci
efektif Empowerment
Hulme dan Turner
(1990:214-215) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses
perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak
berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara
lokal maupun nasional. Oleh karena itu pemberdayaan sifatnya individual dan
kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan
kekuasaan kekuatan yang berubah antar individu, kelompok dan lembaga.
C. Definisi Stres
Hariandja (2002)
mendefinisikan stres sebagai situasi ketegangan atau tekanan emosional yang
dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar,
hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi
emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Menurut penelitian Baker dkk
(Rini, 2002) stres yang dialami oleh seseorang akan merubah cara sistem
kekebalan tubuh. Brealey (2002) memberikan definisi stres sebagai suatu respon
psikologis dari tubuh terhadap tekanan yang diterimanya, khususnya berbagai
kejadian yang mengancam, menantang, atau mengandung unsur perubahan. Ketika
tuntutan yang dibebankan pada seseorang berlebihan atau melebihi kemampuan yang
dimiliki maka akan membuat seseorang tersebut berada dibawah stres yang
berlebihan.
Menurut Morgan (Karman & Suyasa, 2004) stres adalah suatu keadaan internal yang ditimbulkan oleh adanya tuntutan fisik atau disebabkan oleh lingkungan dan situasi sosial yang dinilai membahayakan, tidak terkontrol atau mengancam keberdayaan diri seseorang. Keadaan internal disini merupakan suatu kondisi atau perasaan subyektif yang hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya. Schult dan Schult (Bachroni & Asnawi, 1999) mengatakan bahwa stress merupakan gejala psikologis yang dirasakan mengganggu dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat mengancam eksistensi diri dan kesejahteraan. Stres pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres timbul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan.
Menurut Morgan (Karman & Suyasa, 2004) stres adalah suatu keadaan internal yang ditimbulkan oleh adanya tuntutan fisik atau disebabkan oleh lingkungan dan situasi sosial yang dinilai membahayakan, tidak terkontrol atau mengancam keberdayaan diri seseorang. Keadaan internal disini merupakan suatu kondisi atau perasaan subyektif yang hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya. Schult dan Schult (Bachroni & Asnawi, 1999) mengatakan bahwa stress merupakan gejala psikologis yang dirasakan mengganggu dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat mengancam eksistensi diri dan kesejahteraan. Stres pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres timbul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan.
D. Sumber Stres
Semakin berkembang dan
majunya teknologi, tuntutan untuk menjadi yang lebih baik membuat persaingan
dalam dunia makin pesat dan makin ketat, sehingga menuntut kinerja yang
lebih maksimal, stres dapat disebabkan oleh :
Sumber stres dari
organisasi (seperti tuntutan-tuntutan, dan tanggungjawab yang besar), struktur
organisasi, hubungan dalam organisasi, keberadaan organisasi, dan hubungan
organisasi dengan pihak luar.
Sumber stres dari
kehidupan, seperti kehilangan pasangan hidup.
Kondisi pekerjaan,
seperti kondisi lingkungan, baik lingkungan maupun lingkungan kehidupan, overload, deprivational
stress, pekerjaan berisiko tinggi dan iklim.
Ambiguitas dalam
berperan dan faktor interpersonal.
Perkembangan karir.
Cita-cita, dan ambisi.
Kurangnya kontrol yang
dirasakan.
Diri individu, seperti
usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian.
Menurut Cary Cooper
(Rini, 2002) sumber stres ada lima yaitu sebagai berikut :
1. Kondisi Pekerjaan.
a) Lingkungan .
b) Overload.
c) Deprivational
stress.
d) Pekerjaan beresiko
tinggi.
2. Konflik Peran.
Perusahaan yang
mempunyai struktur organisasi yang kurang jelas, yaitu seperti perusahaan yang
tidak mempunyai garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi yang
sering kali tidak dikomunikasikan pada seluruh kita. Konflik peran juga
dihadapkan pada wanita terutama yang sudah menikah, serta ketidakjelasan
pekerjaan yang diberikan perusahaan pada kita.
3. Hubungan Interpersonal.
Hubungan yang tidak
baik dapat dilihat dari gejala-gejalanya seperti rendahnya minat dalam
memecahkan masalah yang ada dalam organisasi, dan kepercayaan yang rendah.
Adanya dukungan dari rekan, keluarga, atau pihak manajemen diyakini dapat
menghambat timbulnya stres.
4. Pengembangan Karier.
Bayangan akan
kesuksesan karir sering kali tidak sesuai dengan yang ada dikenyataan. Impian
dan cita-cita untuk mencapi prestasi dan karir yang baik sering kali tidak
terlaksana dikarenakan adanya ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan
penilaian prestasi, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan, dan
tidak adanya kesempatan lagi untuk naik jabatan.
5. Struktur
Organisasi.
Struktur organisasi
berpotensi menimbulkan stres apabila diberlakukan secara kaku, kurang adanya
kepedulian dari pihak manajemen pada inisiatif kita, tidak pernah melibatkan
kita dalam pengambilan keputusan, dan tidak adanya dukungan untuk kreativitas
kita.
E. Pendekatan Stres.
Sumber pontensial stres
memberikan informasi kepada manajemen perusahaan untuk melaksanakan
pendekatan individu terhadap organisasional dalam mengatasi stres. Menurut
Robbins, ada dua pendekatan dalam mengatasi stres, yaitu:
1. Pendekatan
individual
Seorang karyawan dapat
memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi
individu yang telah terbukti efektif adalah:
- Teknik manajemen
waktu
- Meningkatkan latihan
fisik
- Pelatihan pengenduran
(relaksasi)
- Perluasan jaringan
dukungan sosial
2. Pendekatan
Organisasional
Beberapa faktor yang
menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran, struktur
organisasi dikendalikan
oleh manajemen. Strategi yang digunakan:
- Perbaikan seleksi
personil dan penempatan kerja
- Penggunaan penetapan
tujuan yang realistis
- Perancangan ulang
pekerjaan
- Peningkatan
keterlibatan kerja
- Perbaikan komunikasi
organisasi
- Penegakkan program
kesejahteraan korporasi
F. Definisi Konflik
Konflik organisasi
adalah perbedaan pendapat antara dua anggota atau lebih karena harus membagi
sumber daya yang langka atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai
status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.
Perbedaan antara
konflik dan persaingan (kompetisi) terletak pada apakah salah satu
pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuan. Kompetisi terjadi jika
tujuan kedua belah pihak tidak sesuai akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat
saling mengganggu.
G. Jenis
– jenis konflik
Ada lima jenis konflik
dalam organisasi, yaitu:
1. Konflik
didalam individu
Konflik ini timbul
apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus
dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila
individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik
antar individu dalam organisasi yang sama
Konflik ini timbul
akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan kepribadian.
3. Konflik
antar individu dan kelompok
Konflik ini timbul
berhubungan dengan cara individu menanggapai tekanan untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4. Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini timbul
karena adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik
ini timbul akibat adanya bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian
suatu Negara. Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan
produk baru, teknologi, jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia secara lebih efisien.
H. Proses
konflik
1. Penyebab
konflik
· Beda
tujuan
· Kompetisi
antar sumber yang tidak terbatas
· Tugas
saling tergantung
· Sistem
imbalan yang tidak layak
· Perilaku
yang tidak manusiawi
· Perbedaan
suku, agama, ideologi, dsb Fase Laten
· Penyebab
konflik telah ada
· Belum
terjadi kejadian pemicu
· Konflik
belum jelas karena belum diekspresikan
2. Fase
Pemicu
· Terjadi
sesuatu yang memicu konflik
· Sadar
terjadinya konflik
· Diferensiasi
· Konflik
terbuka
· Dialog
tidak berhasil
3. Fase
eskalasi
· Interaksi
konflik memanas
· Mulai
menggunakan kekuasaan
· Memperbesar
kekuasaan, mencari teman, terjadi spiral konflik
4. Fase
Krisis
· Peraturan
tidak dihormati
· Semua
kekuasaan digunakan untuk mengalahkan lawan
· Terjadi
agresi
· Menyelamatkan
muka
5. Fase
Resolusi Konflik
· Kehabisan
energi, berhenti, dan tidak memulainya lagi
· Menyelamatkan
muka
· Terjadi
solusi
6. Fase
pascakonflik
· Hubungan
pihak yang berkonflik bisa kembali harmonis atau tidak harmonis
Daftar Pustaka:
As’ad, M. 1999. Psikologi Industri (Seri Ilmu
Sumber Daya Manusia). Yogyakarta : Liberty
Brealey, Erika. 2002. Seri 10 Menit
Menghilangkan Stres (terjemahan Sara C.Simanjuntak). Batam : Karisma
Publishing Group
Childre, D. 2001. Mengatasi Stres Dalam Satu
Menit : Freeze-Frame (terjemahan Tim Prestasi Pustaka). Jakarta: Prestasi
Pustaka
Hulme, David & M. Turner, 1990. Sociology of
Development: Theories, Policies and Practices. Hertfordshire: Harvester
Whearsheaf.
Robbins, P. Stephen. 2002. Perilaku Organisasi Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta. Prehallindo.
Handoko, T. Hani. 1949. Library of Management. New
York: McGraw-Hill.
Mukhyi, M. Abdul. Saputra, Imam Hadi. 1995.
Pengantar Manajemen Umum (Untuk STIE). Jakarta: Gunadarma.
P. Robbins, Stepent. 1974. Managing
organizational Conflict. New York: Prectice Hall, Englewood Cliffs.
Rabu, 26 November 2014
Actuating dalam Manajemen, Mengendalikan Fungsi Manajemen dan Kekuasaan dan Pengaruh
Actuating dalam Manajemen
1. Definisi Actuating
Penggerakan (Actuating) adalah suatu fungsi
pembimbingan dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang agar
orang-orang tersebut mau dan suka bekerja. Berdasarkan pengertian tersebut
jelaslah bahwa peranan penggerakan (actuating) sangat penting, karena
penggerakan berfungsi untuk menggerakan fungsi-fungsi manajemen yang lain,
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan. Menggerakan orang-orang agar
mau dan suka bekerja mempunyai arti bagimana menjadikan para pegawai sadar akan
tugas dan kewajiban serta bertanggung jawa atas tugas yang dibebankan kepadanya
tanpa menunggu perintah dari siapapun.
2. Pentingnya Actuating
Actuating merupakan bagian penting, dari proses management
berlainan dengan ketiga fungsi manajemen lainnya. Actuating khususnya
berhubungan dengan orang-orang. Bahkan banyak managers praktik,
beranggapan bahwa Actuating merupakan intisari management.
Faktor-faktor
penting dalam keberhasilan penggerakan
Fungsi penggerakan tidak sekedar pekerjaan mekanis
(mesin, elektronik) karena manusia bukanlah robot, oleh karenanya diperlukan
faktor-faktor pendukung, seperti :
Segi Organisasi
a. Terdapat peraturan-peraturan : Maksudnya adalah
adanya ketentuan-ketentuan yang memberi kemungkinan adanya kepastian
perkembangan organisasi baik ke dalam maupun ke luar.
b. Terdapat fasilitas-fasilitas : Maksudnya adalah
fasilitas-fasilitas perangkat lunak atau perangkat keras yang diperlukan untuk
gerak organisasi yang didasarkan atas pengkajian yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk memenuhi aspek kuantitas dan kualitas.
c. Terdapat sarana komunikasi yang memadai :
Sarana komunikasi yang memadai adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyampaikan dan menerima informasi, misalnya telepon, internet, mimbar,
publikasi, journal dan sebagainya.
d. Terdapat kader-kader pemimpin : Terdapat
kader-kader pimimpin artinya bahwa untuk mendapatkan pimpinan yang jelas dan
tegas ruang lingkup kepemimpinannya perlu dipertimbangkan dari dalam organisasi
untuk memotivasi gerak organisasi kearah yang sesyai tujuan organisasi.
Segi Pemimpin
a. Wewenang : Wewenang maksudnya adalah pemimpin
harus memahami akantugas dan wewenang yang diembannya (delegation of authority)
b. Memiliki kelebihan-kelebihan : Maksudnya
adalah suatu keadaan tertentu yang dimiliki seseorang dan tidak terdapat pada
orang lain
Menurut Ord Way Tead dalam bukunya “ The Art of
Leadership”, menyebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin adalah :
· Energi
jasmani dan rokhani (physical and nerveus energy)
· Semangat
untuk mencapai tujuan (a sence of purpose an direction)
· Ramah
dan penuh perasaan ( frend lyness and effection)
· Integritas
(integrity)
· Kecakapan
teknis ( technical skill)
· Mudah
mengambil keputusan (decisive ness)
· Cerdas
(intelligence)
· Kecakapan
mengajar (teaching skill)
· Keyakinan
(faith).
· Memahami
teknik-teknik kepemimpinan
Segi Pegawai
Pegawai yang akan digerakkan harus mempunyai
kemampuan untuk menerima dan memahami apa yang diberikan pimpinan baik
petunjuk, bimbingan ataupun perintah, kemampuan itu antara lain :
a. Memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai
b. Memiliki
pandangan bahwa pengabdian
c. Mau dipimpim
d. Terpeliharanya tim
kerja, maksudnya bahwa untuk berhasilnya
3. Prinsip Actuating dalam manajemen
Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip
yang dilakukan oleh pimpinan perusahan dalam melakukanactuating, yaitu :
Prinsip mengarah kepada tujuan : Tujuan
pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin
efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap
usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari
factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang
cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan
serta kemampuan bawahan.
Prinsip keharmonisan dengan tujuan : Orang-orang
bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan
tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi
penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan
sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini
dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik
akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan
pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan
organisasi.
Prinsip kesatuan komando : Prinsip
kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung
jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam
melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja,
maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin
besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
4. Mencapai Actuating Managerial Yang
Efektif
a. Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan
memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan
baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk
mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang
dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu
ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika
mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang
mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada
pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang
diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain:
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada
hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan
cara mengukur prestasi kerja
7. Hubungan antara
masing-masing tenaga kerja, Dst.
b. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada
orang-orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu
kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari
atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus
perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada
orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang
berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
1. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada
preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang
diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah
khusus bersifat lebih mendetail.
2. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata
mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja.
Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk
memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih
besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang
relatif mudah.
3. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan
kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam
organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau
dapat pula berupa bujukan dan ajakan. Contoh perintah informal antara lain
dapat berupa kata-kata: “apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan
cara lain”. “marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan
sebagainya. Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat
kurang fleksibel dibandingkan dengan perintah informal.
c. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika
dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini,
pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas
akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan
dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk
mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian
mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan
wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang
jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan
wewenang untuk menyetujui perjanjian.
B. Mengendalikan Fungsi Manajemen
1. Definisi Controlling
Pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses pelaksanaan
manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses
manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Controlling atau pengawasan dan pengendalian
(wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
jika terjadi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal
yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu
dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi
perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini
biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
2. Langkah-langkah dalam kontrol
Proses Pengendalian Manajemen :
1. Perencanaan Strategi
2. Penyusunan Anggaran
3. Pelaksanaan Anggaran
4. Evaluasi Kinerja
Pengendalian Tugas proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Langkah – langkah penting pada proses pengendalian dapat digolongkan 8 elemen,
yaitu :
mengidentifikasikan tujuan dan strategi
Penyusunan program
Penyusunan anggaran
Kegiatan dan pengumpulan realisasi prestasi
pengukuran prestasi
analisis dan pelaporan
tindakan koreksi
3. Tipe-Tipe Kontrol
Berdasarkan bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan atas :
1. Pengendalian karyawan (Personal control).
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan
pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja,
absensi pegawai dan lain-lain.
2.pengendalian keuangan (financial control)
Pengendalian ini ditujukan untuk hal-hal yang menyangkut keuangan,tentang
pemasukan dan pengeluaran,biaya-biaya perusahaaan termasuk pengendalian
anggaranya.
3.pengendalian produksi (Production control).
Yaitu pengendalian yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4. Pengendalian waktu (Time control)
Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk
mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5. pengendalian teknis (Technical control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan
dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian kebijaksanaan (Policy control).
pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan
organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan.
7. pengendalian penjualan (Sales control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan
terjual sesuai rencana yang ditentukan.
8.Pengendalian inventaris (inventory control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih
ada semuanya atau ada yang hilang.
9.Pengendalian pemeliharaan (maintenance control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahaan
dan kantor terprlihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan. reksi itu harus
dikenakan.
4. Kontrol Proses Manajemen
Langkah-langkah proses pengendalian :
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standard an menentukan
penyimpangan jika ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan
dan tujuan sesuai dengan rencana.
Rencana juga perlu dinilai ulang dan dianalisis kembali,apakah sudah
benar-benar realistis atau tidak.jika belum benar atau realistis maka rencana
itu harus diperbaiki.
Cara-cara pengendalian :
1. Pengawasan langsung
Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer.Manajer
memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah apakah
dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.
Kebaikan :
a. Jika ada kesalahan dapat diketahui sedini mungkin,sehingga perbaikanya
dilakukan dengan cepat.
b. Akan terjadi kontak langsung antara bawahan dan atasan,sehingga akan
memperdekat hubungan antara atasan dan bawahanya.
c. Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan,karena merasa diperhatikan
atasanya.
d. Akan tertampung sumbangan pikiran dari bawahan yang mungkin bisa berguna
bagi kebijaksanaan selanjutnya.
e. Akan dapat menghindari timbulnya kesan laporan “asal Bapak senang” (ABS).
Keburukan :
a. Waktu seorang manajer banyak tersita,sehingga waktu untuk pekerjaan lainya
berkurang,misalnya planning lain-lainya.
b. Mengurangi inisiatif bawahan,karena mereka merasa bahwa atasanya selalu
mengamatinya.
c. Ongkos semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan lain-lainya.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung,observasi di
tempat (on the spot observation) dan laporan di tempat (on the spot report)
2. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan jarak jauh dengan melalui laporan oleh bawahan baik secara lisan
maupun tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasi-hasil yang dicapai.
Kebaikan :
a. Waktu manajer untuk mengerjakan tugas-tugas lainya semakin banyak,misalnya
perencanaan,kebijaksanaan,dan lain-lain.
b. Biaya pengawasan relatif kecil.
c. Memberikan kesempatan inisiatif bawahan berkembang dalam melaksanakan
pekerjaan.
Keburukan :
a. Laporan kadang-kadang kurang objective,karena ada kecendrungan untuk
melaporkan yang baik-baik saja.
b. Jika ada kesalahan-kesalahan terlambat mengetahuinya,sehingga perbaikanya
pun terlambat.
c. Kurang menciptakan hubungan-hubungan antara atasan dan bawahan.
3. Pengawasan berdasarkan kekecualian
Pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari
hasil atau standar yang diharapkan,pengendalian ini dilakukan dengan cara
kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.
C. Kekuasaan dan Pengaruh
1. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau
kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau
kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau
Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan
raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada
pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung
dengan jalan memberi perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan
semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg
memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus
objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan)
tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).
Kekuasaan bersifat positif
merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat memengaruhi dan mengubah pemikiran
orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh
pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik
secara fisik maupun mental.
Kekuasaan bersifat Negatif
Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta
apatis dalam memengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang
diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara
fisik maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini
tidak memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya
berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam
dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat
menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok
yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan
biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan
pribadi atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki
kemampuan atau modal apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan
para pemegang kekuasaan bersifat negatif tersbut biasanya tidak akan berlangsung
lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh rakyatnya.
2. Sumber-sumber kekuasaan
Ada pun sumber kekuasaan itu sendiri ada 3 macam,yaitu:
1. Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
a. Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959)
Contohnya komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri.
Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959)
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala
suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau
bawahannya.
b. Kendali atas hukum (French & Raven 1959)
Kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya perman-preman yang
memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak
para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas
satu SMP yang takut pada senior kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga
kehendak seniornya itu selalu dituruti.
c. Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
Siapa yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang
paling tahu jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan
menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuan
menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
d. Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi .
• Kendali atas penempatan jabatan.
Seorang atasan atau manager mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh
menentukan posisi anggotanya.
• Kendali atas tata lingkungan.
Kepala dinas tata kota berhak memberi izin bangunan. Orang-orang ini menjadi
pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
2. Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian.
Berasal dari sifat-sifat pribadi.
a. Keahlian atau keterampilan (French & Raven 1959)
Contohnya pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin
karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
b. Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan
sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya
pemimpin yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu
Theresa.
c. Karisma (House,1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin
juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
3. Kekuasaan yang bersumber pada politik
a. Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer & Salanick, 1974)
Ketua menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau
tidak.
b. Koalisi (stevenson, pearce & porter 1985)
Ditentukan hak dan wewenang untuk membuat kerjasama
dalam kelompok.
c. Partisipasi (Preffer, 1981)
Pempimpin yang mengatur pastisipasi dari masing-masing anggotanya.
d. Institusionalisasi
Pempimpin agama menikahkan suami istri. Notaris atau hakim menentapkan
berdirinya suatu perusahaan.
Suka Memuat...
3. Definisi Pengaruh
Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan
gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk
memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara
kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena
itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi
dan proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut,
juga akan menentukan efektivitas
kepemimpinan.
Jenis-jenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan
jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai
kepemimpinan. Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku
mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara
lain :
* Persuasi Rasional
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi
pengikut.
* Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut.
* Konsultasi
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas
atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut.
* Menjilat
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, agar pengikut berada
dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang menguntungkan
pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
* Permintaan Pribadi
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan
terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
* Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan
untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat
bila pengikut membantu pencapaian tugas.
* Taktik Koalisi
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut.
* Taktik Mengesahkan
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan
kewenangan, hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau
tradisi organisasi.
* Menekan:
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau
peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa
yang diinginkan.
4. Pengaruh Taktik Organisasi
Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya
digunakan oleh seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang
merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan
hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan
kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik
yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt,
1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan
salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut
Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil
penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa
digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
Persuasi Rasional (Rational Persuasion),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang
logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
Daya-tarik Inspirasional (Inspirational
Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada
orang lain.
Konsultasi (Consultation), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang
dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan
dilaksanakan.
Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata
yang membahagiakan.
Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu
karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada
orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu
permintaan tertentu.
Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang
meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang
dijadikan target setuju.
Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan
yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya,
atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan
atau aturan organisasi.
Daftar Pustaka:
Handoko, Hani. 1997. Manajemen. Yogyakarta:
BPFE
Gibson, dkk. 1997. Organisasi: Perilaku,
Struktur, Proses. Jakarta: Binarupa Aksara, (terjemahan)
Djatmiko, Y. H. 2008. Perilaku Organisasi.
Bandung: Alfabeta
Langganan:
Postingan (Atom)