1. Pengertian Penyesuaian Diri
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu
terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam
penyesuaian diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan
masyarakat. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan
diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan
berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna
dapat terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara
dirinya dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi,
dan semua fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun,
penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus
menerus menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai
pribadi sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat
ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis,
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
2. Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang
bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih
sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian
tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk
membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan
lingkungannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan
salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu.
Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan
dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan
kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak
jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan
oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh
tekanan. Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :
Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan
eksistensinya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan
jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan
tuntutan sosial.
Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai
konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan,
yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon –
respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan
dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi
realitas hidup dengan cara yang adekkuatt/ memnuhi syarat.
Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan
kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara
positifmemiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, penyesuaian diri
adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada
lingkungan.
3. Pertumbuhan Personal
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku
umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian
suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui
pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap
individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal
itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang
mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena
keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan
waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma
yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan
individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun
terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan
dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa
pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan
terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.
Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam.
Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan
tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang
terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam
melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
Kondisi-Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi jasmani seperti pembawa atau
konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek
perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi
tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi
bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya.
Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang
memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1. Keikhlasan
kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2. Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
3. Keinginan yang
terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
1. Faktor
biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap
orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2. Faktor
geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya
pertumbuhan personal seseorang.
3. Faktor
budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh
penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan
kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Fenomenologi pertumbuhan
Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia
kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang
mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda
dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak
mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai Bapak
Psikologi Humanistik. Carl Rogers menggaris besarkan pandangan Humanisme.
STRESS
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis
saat seorang individu dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan
penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu
sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Tipe-tipe stress psikologis
a. Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku
tertentuSecara umum tekanan mendorong individu untuk meningkatkan performa,
mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan sering
ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki bentuk yang
berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat
menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian
sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive.
Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari
keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep
diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu
atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa kompetisi dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan
mendapatkan pasangan hidup.
b. Frustasi
Frustasi dapat
terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat
hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan.
Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang
mengancam, seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun
depresi.
c. Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan
dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua
kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan.
Symptom -reducing responses terhadap stress
a. Pengertian symptom -reducing responses terhadap
stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan
brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus
merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki
mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk
mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
b. Mekanisme Pertahanan Diri
Indentifikasi adalah suatu cara yang digunakan
individu untuk mengahadapi orang lain dengan membuatnya menjadi kepribadiannya,
ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang
mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiliki kepribadian yang
menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut
akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
- Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan dibidang
tertentu, tetapi mendapatkan kepuasaan dibidang lain. Misalnya Andi memiliki
nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olahraga yang ia
miliki sangat memuaskan.
- Overcompensation / Reaction Formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan
orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan
serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan
pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat
upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara san
menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
· Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang
memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan
kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat
diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat
agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
· Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan
menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek diluar diri atau melemparkan
kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih rendah daripada
rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namu n ia
berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
· Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam diri pribadi
dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seorang wanita mencintai
seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
· Reaksi
Konversi
Secara singkat mengalihkan koflik ke alat tubuh atau
mengembangkan gejala fisik. Misalnya belum belajar saat menjelang bel masuk
ujan, seorang anak wajahnya menjadi pucat berkeringat.
· Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang
tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan
dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja
melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi siang.
· Supresi
Supresi yaitu menekan konflik impuls yang tidak
dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang
menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata "Sebaiknya kita tidak
membicarakan hal itu lagi."
· Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay seorang penderita diabetes memakan
semua makanan yang menjadi pantangannya.
· Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seorang yang
apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan. Misalnya
artis yang sedang digosipkan selingkuh karena malu maka ia menarik diri dari
perkumpulannya.
· Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi
konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfantasi, misalnya dengan
lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memilki keberanian untuk menyatakan
rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
PENDEKATAN PROBLEM-SOLVING TERHADAP STRES
Dalam Siswanto dijelaskan dalam menangani stres
yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui
bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk
menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback.
Tetapi jika teman-teman tahu tentang hipno-self, teman-teman cukup
menghipnotis diri sendiri dan melakukan sugesti untuk diri sendiri, cara ini
lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Dan jika
teman-teman ingin melakukan hipno-self, utamanya adalah tempat harus nyama
dan tenang, dan teman-teman cukup membangkitkan apa yang menyebabkan
teman-teman stres, cari tahu gejalanya hingga akar dari masalah tersebut,
kemudian berikan sugesti-sugesti yang positif, Insya Allah cara ini
akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada
Tuhan Semesta Alam).
Daftar pustaka:
Basuki, Heru. (2008).
Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma