Psikoanalisa
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan
oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi
dan perilaku psikologis manusia.
Aliran psikoanalisa
melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi
dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia.
Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman
dini.
Kepribadian Sehat
Psikoanalisa:
- Pada alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak anak yang traumatis.
- Individu bersifat egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
- Manusia sebagai homo valens
dengan berbagai dorongan dan keinginan
- Motif-motif dan konflik tak
sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
- Manusia didorong oleh dorongan
seksual agresif
- Perkembangan dini penting
karena masalah-masalah kepribadian berakar pada
konflik-konflik masa
kanak-kanak yang direpresi.
Dalam aliran
Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan
konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam
bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa lalu.
Pandangan kaum
psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang
pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang
neuritis dan psikotis.
Sigmund freud dan
orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu
secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling
buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Jadi, aliran ini memberi
gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban
dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
Behavioristik
Teori belajar
behavioristik adalah sebuah
teori yang dicetuskan oleh Gage danBerliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Aliran behaviorisme
memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang
bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum
behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik,
teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan
hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Kepribadian sehat
behavioristik :
- Manusia adalah makhluk
perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
- Manusia tidak memiliki sikap
diri sendiri
- Mementingkan faktor lingkungan
- Menekankan pada faktor bagian
- Menekankan pada tingkah laku
yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
- Sifatnya mekanis mementingkan
masa lalu
Manusia diperlukan
sebagai mesin, layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya. Aliran ini
menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar.
Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan
ciri-cirinya yaitu : tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan
banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan krativitas.
Jadi, manusia dilihat
oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif
terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri
sendiri.
Suatu tipe orang yang
berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis,
bentuk-bentuk psikologi tradisional. Behaviorisme memperlakukan manusia sebagai
suatu mesin , “ suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara
yang sesuai dengan hukum. Individu digambarkan sebagai suatu ot=rganisme yang
tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas,
kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur panas.
Psikoanalisis telah
memberi kepada kita hanya sisi sakit atau pincang dari kodrat manusia karena
hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan
orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu
secara emosional, bukan kepribadian yang sehat, yang paling buruk dari kodrat
manusia, bukan yang paling baik.
Baik behaviorisme maupun
psikolanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan
kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak dari yang ada.
HUMANISTIK
Menurut aliran humanistik kepribadian yang
sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam
dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk
pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai
yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah
mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang
terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah
mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap
individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli
psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus
dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia
juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang
secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang
kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap
kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi
dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik
juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal.
Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai
kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
PENDAPAT PARA TOKOH : Alport, Rogers, Maslow, Fromm
- Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional. Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.
Ekstensi sense of self : Kemampuan berpartisipasi dan
menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas, Kemampuan diri dan minat-minatnya
dengan orang lain beserta minat mereka, dan Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana).
2.
Hubungan hangat/akrab dengan orang lain : Kapasitas intimacy
(hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang).
3.
Penerimaan diri : Kemampuan untuk mengatasi reaksi
berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan
seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4.
Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan : Kemampuan memandang
orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah,
memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai
persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5.
Objektifikasi diri (insight dan humor) : Kemampuan diri
untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar
menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat
yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6.
Filsafat Hidup : Ada latar belakang yang mendasari
semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat
agama.
- “DIRI” dari orang yang sehat
Konsep “diri” (self) merupakan suatu bagian
yang penting dalam kepribadian yang sehat. berikut ini adalah sifat dan
fungsinya.
Proprium adalah enunjuk pada sesuatu yang
dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. itu brarti proprium terdiri dari
hal atau proses-proses yang penting & bersifat pribadi bagi individu.
segi-segi yang menentukan seseorang unik.
perkembangan proprium kemunculan proprium
merupakan prasyarat pribadi yang sehat. merupakan perkembangan proprium secara
lebih lanjut, proprium disini dimaksudkan sebagai susunan dari tujuh tingkat
“diri” , yaitu :
1.
“Diri”
jasmaniah
2.
Identitas
diri
3.
Harga
diri
4.
Perluasan
diri (self extension)
5.
Gambaran
diri
6.
Diri
sebagai pelaku rasional
7.
Perjuangan
proprium (Propriate striving)
- Rogers menekankan pandangan bahwa tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia mamandang realita secara subjektif. Pendekatan ini disebut humanistik, karena sangat menghargai individu sebagai organisme yang potensial. Setiap orang memiliki potensi untuk berkembang mencapai aktualisasi diri.
Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers
adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan satu-satunya sruktur
kepribadian yang sebenarnya. Self ini dibagi 2 yaitu : Real Self dan Ideal Self. Real Self adalah keadaan diri individu saat ini,
sementara Ideal Self adalah keadaan diri individu yang
ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh
individu tersebut. Konsep self menggambarkan konsepsi orang tentang dirinya
sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya. Konsep self
juga menggambarkan pandangan diri dalam kaitannya dengan berbagai perannya
dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal.
- Abraham Maslow
Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham
Maslow, manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak
lahir. Kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah
sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan
terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya. Kebutuhan paling
tertinggi dalam hirarki kebutuhan individu Abraham Maslow adalah aktualisasi
diri.
Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, dalam
bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self
actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia.
Maslow menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia
mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya.
- Erich Fromm
Kepribadian
yang sehat menurut Erich Fromm adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang
dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Kepribadian yang sehat menurut
Fromm ditandai beberapa hal antara lain pola hubungan yang sehat (konstruktif),
bukan atas dasar ketergantungan ataupun kekuasaan dalam hubungan dengan orang
lain, kelompok, dan Tuhan. Karena menurut Erich Fromm, manusia adalah makhluk
sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang
sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial.
Sumber :
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius