A. Kosep-Konsep Dasar Terapi Bermain
Berpendapat
bahwa bermain sebagai terapi merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam
membantu anak mengatasi masalahnya, sebab bagi anak bermain adalah simbol
verbalisasi (Landret dalam Zelawati 2011). Terapi bermain dapat dilakukan
didalam ataupun diluar ruangan. Terapi yang dilakukan didalam ruangan sebaiknya
dipersiapkan dengan baik terutama dengan alat-alat permainan yang akan
digunakan. Terapi bermain yang dapat dilakukan pada anak usia 3-5 tahun ketika
dirawat dapat berupa permainan seperti mewarnai, permainan mobil-mobilan, boneka,
menyusun pazel. Permainan ini diberikan sesuai dengan usia anak sebagai upaya
untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan anak selama dirawat (Supartini
dalam Samidah 2012). Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa terapi bermain
adalah terapi yang menggunakan alat-alat permainan dalam situasi yang sudah
dipersiapkan untuk membantu anak mengekspresikan perasaannya, baik senang,
sedih, marah, dendam, tertekan, atau emosi yang lain.
B. Pedoman
Pelaksanaan Terapi Bermain
a. Pembuatan
rancangan treatmen
Pembuatan
rancangan treatmen dilakukan pada tahap awal setelah penggalian data mengenai
latar belakang keluarga dan anak, kebutuhan anak serta dukungan orangtua. Untuk
mendapatkan rancangan treatmen yang tepat, perlu menciptakan hubungan yang
baik/ rapport antara terapis dengan anak, sehingga anak dapat mengeksplorasi
secara optimal dalam bermain dan mempunyai perasaan senang dalam melakukan
sesuatu, hasil observasi selama awal sesi merupakan sumber informasi.
b. Pelaksanaan treatment
Tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan. Dalam tahap ini terapis melaksanakan rancangan
treatment yang sudah dibuat dengan menjaga sikap profesional, kejujuran dan
kerahasiaan. Selain itu terapis juga perlu menciptakan rasa aman dan kebebasan
pada diri anak untuk menentukan pilihan dan mengekspresikan diri.
c. Evaluasi
treatment
Pada
evaluasi akhir, dinilai apakah terapi efektif atau kurang efektif? Apakah
treatment dilanjutkan atau dihentikan? Terapi bermain kurang efektif jika
dilakukan pada anak yang pendiam atau pasif karena mereka akan sangat sulit
untuk diajak bermain oleh terapis. Proses dan lamanya terapi bervariasi tiap
anak dan kasus, dari beberapa minggu sampai 1 atau 2 tahun. Untuk mengakhiri treatmen,
alangkah baiknya terapis mengajak anak membuat suatu acara khusus sehingga anak
tidak mengalami kesedihan atau kekecewaan karena kehilangan suasana yang sudah
dia dapatkan. Terapis juga dapat memberikan bingkisan dari hasil treatment,
atau foto bersama.
C. Contoh
Kasus
Anak tersebut
diberitakan kelelahan akibat terlalu banyak mengikuti les di luar sekolah.
Hingga mengakibatkan dirinya berbicara angka-angka setiap kali bertemu dengan
seseorang. Selain harus menempuh les matematika, anak ini pun mengikuti les
lain seperti les bahasa inggris dan les mengaji. Konon, semua itu dilakukan
demi menuruti kemauan Ibunya. Maka dari itu terapi yang cocok untuk kasus
tersebut adalah Terapi Bermain, karena orang tua juga berperan dalam kemajuan
anak. Dalam terapi ini juga orang tua dituntut oleh terapis untuk selalu
memperhatikan potensi anak dalam bidang yang mereka sukai, bukan kemauan orang
tua.
Zellawati, I. (2011). Terapi bermain untuk
mengatasi permasalahan pada anak. Jurnal
majalah ilmiah informatika. Vol. 2, No. 3, 164-175.
Samidah,
I. (2012). Pengaruh terapi bermain terhadap
penuruanan kecemasan pada anak usia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD labuang baji makasar tahun 2012.
Nama: Muchamad Andar Ibrahim
Kelas: 3PA12
Npm : 18512108
Kelas: 3PA12
Npm : 18512108